Bangkitkan Kembali Minat Baca, MAN 1 Bogor Gelar Gerakan Membaca Seribu Buku, di Hari Literasi Internasional
-
Reza Fadila Rahman
- 8 September 2022
- Subscribe
Berita Baru, Bogor – Delapan September ditetapkan sebagai Hari Literasi Internasional, Unesco menetapkan sejak tahun 197 sebagai Hari Literasi Internasional dan berlangsung setiap tahunnya.
Hari Literasi Internasional juga diperingati oleh para siswa dan siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Bogor, Cibinong Kabupaten Bogor. Dengan menggelar Gemar (Gerakan Membaca Seribu Buku).
Gemeru, yang semula akan digelar di lapangan setelah sholat dhuha, namun karena diguyur hujan, acara tersebut digelar di Masjid MAN 1 Bogor dan di ruangan kelas dengan dipandu oleh guru kelas masing – masing sebelum memulai pembelajaran, kamis (8/9/2022).
Buku yang dibaca dalam acara Gemeru tersebut beraneka ragam dari mulai novel, buku sejarah, sampai buku pelajaran, setelah membaca perwakilan dari siswa dan siswi MAN 1 Bogor, memaparkan isi buku yang ia baca.
Pustakawan MAN 1 Bogor Lischa Dianti mengungkapkan, gerakan membaca seribu buku guna membangkitkan kembali semangat bagi para siswa dan siswi terutama di lingkungan MAN 1 Bogor untuk giat lagi membaca.
“Semoga gerakan membaca 1000 buku di hari literasi ini, dapat menjadi penyemangat siswa dan siswi MAN 1 bogor agar lebih giat lagi membaca,”ucapnya.
Lischa juga mengatakan penting nya dalam berliterasi buku untuk membuka dunia karena buku adalah jendela dunia.
“Karena buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah kuncinya. Salam literasi”,kata lischa.
Di Penghujung acara perpustakaan MAN 1 Bogor juga menggelar pembagian buku gratis untuk para siswa – siswi, agar jiwa baca generasi penerus bangsa ini kembali menggelora.
Perlu diketahui minat membaca di Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca,
Bahkan dalam riset yang berbeda yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia menempati peringkat ke -60 dari 61 negara perihal minat membaca, bahkan dikalahkan oleh Thailand yang menduduki peringkat 59. Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
