Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Diskusi Akademik: “Teori Kampus: Peran, Tantangan, dan Masa Depan Pendidikan Tinggi” di Universitas Ibn Khaldun Bogor

Diskusi Akademik: “Teori Kampus: Peran, Tantangan, dan Masa Depan Pendidikan Tinggi” di Universitas Ibn Khaldun Bogor



Berita Baru, Bogor – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) telah menyelenggarakan sebuah diskusi ilmiah dengan tema “Teori Kampus: Peran, Tantangan, dan Masa Depan Pendidikan Tinggi”, yang berlangsung pada Selasa, 18 Februari 2025, di Sekretariat Ormawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Acara ini bertujuan untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran perguruan tinggi dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa dan tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan tinggi dalam menghadapi dinamika globalisasi dan perkembangan teknologi.

Diskusi ini dihadiri oleh mahasiswa pendidikan masyarakat, dan dipandu oleh Alya Alfiah Agustina, Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Masyarakat (Hima Penmas). Sesi utama diisi oleh M. Wais Lopa, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIKA, yang membahas topik seputar peran strategis kampus dalam dunia pendidikan tinggi.

Dalam pemaparannya, Wais menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki fungsi yang jauh lebih kompleks daripada sekadar penyediaan pendidikan akademik. Ia menyebutkan bahwa kampus harus menjadi tempat yang membentuk pemikiran kritis, karakter moral, serta keterampilan sosial mahasiswa yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Di tengah arus komersialisasi pendidikan, Wais mengingatkan agar perguruan tinggi tidak mengabaikan fungsi utama mereka sebagai agen perubahan sosial dan pusat inovasi ilmu pengetahuan.

“Pendidikan tinggi adalah investasi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Perguruan tinggi harus mampu menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan finansial dan kualitas pendidikan yang ditawarkan,” ungkap Wais.Selain itu, Wais juga membahas tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi, terutama terkait dengan komersialisasi pendidikan yang semakin mendominasi.

Fenomena ini, menurutnya, berpotensi mengurangi kualitas pendidikan yang seharusnya difokuskan pada pencapaian kompetensi akademik dan pengembangan karakter mahasiswa. Ia mengkritik praktik yang lebih menekankan pada pembangunan fisik dan fasilitas dibandingkan dengan penguatan kualitas pengajaran dan penelitian yang berbasis pada nilai-nilai sosial dan moral.

Dalam diskusi tersebut, subtema-subtema penting turut dibahas, antara lain peran kampus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi, tantangan dalam mengimplementasikan kebebasan akademik di perguruan tinggi, serta pentingnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja yang semakin dinamis.

Wais menekankan bahwa untuk menghadapi tuntutan zaman, perguruan tinggi harus fleksibel dalam merancang kurikulum yang mengintegrasikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia industri, sambil tetap memelihara kualitas pendidikan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip sosial dan keadilan.

Selain sesi pemaparan materi, peserta juga berkesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok kecil, membahas lebih lanjut tentang isu-isu yang disorot, serta menyusun rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia.

Sebagai penutup, Wais mengingatkan bahwa perguruan tinggi harus tetap teguh pada prinsip dasar pendidikan tinggi yang tertuang dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012, yang menekankan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengabdian kepada masyarakat.

Ia berharap agar diskusi ini dapat memberikan pencerahan bagi para mahasiswa dan akademisi dalam memahami tantangan yang ada di dunia kampus dan mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam masyarakat.