Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Jejak Cahaya Sang Rimbawan: Mengenang A. Ngaloken Ginting

Jejak Cahaya Sang Rimbawan: Mengenang A. Ngaloken Ginting



Jabarberita Baru Opini Bogor — Dunia kehutanan dan pendidikan Indonesia tengah berduka. Sosok rimbawan sejati sekaligus pendidik teladan, A. Ngaloken Ginting, Dosen Fakultas Kehutanan IPB sekaligus Ketua DPC PMKRI Bogor, berpulang meninggalkan warisan keteladanan yang mendalam bagi civitas akademika dan kader muda Indonesia.

Bagi banyak mahasiswa, almarhum bukan sekadar dosen yang mengajarkan ilmu kehutanan, melainkan pembimbing yang menanamkan nilai-nilai moral, karakter, dan semangat cinta lingkungan. Melalui dedikasinya, beliau menunjukkan bahwa menjaga hutan berarti menjaga kehidupan.

Sebagai kader dan pemimpin di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Bang Ngaloken dikenal rendah hati, bijak, dan teguh dalam prinsip pelayanan. Ia bukan hanya membina, tetapi juga menumbuhkan semangat pengabdian dan cinta tanah air di kalangan pemuda lintas iman.

“Bang Ngaloken bukan hanya pemimpin, tetapi juga sahabat dan guru bagi kami semua. Beliau menunjukkan bahwa menjadi kader PMKRI berarti melayani tanpa batas dan mencintai dengan tulus. Semangatnya akan selalu menjadi inspirasi bagi kami untuk terus berjuang bagi Gereja, Nusa, dan Bangsa,” tutur Jelsius Nong Osko Mada, Ketua Presidium DPC PMKRI Bogor Periode 2024–2025.

Kepergian A. Ngaloken Ginting meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar PMKRI, IPB University, dan seluruh rimbawan Indonesia. Namun, semangat dan nilai-nilai yang ia tanamkan akan terus hidup sebagai cahaya bagi generasi penerus bangsa.

“Rimbawan sejati tidak hanya menjaga hutan, tapi juga menanamkan kehidupan di hati sesamanya. Itulah warisan abadi Bang Ngaloken,” ungkap salah satu koleganya di Fakultas Kehutanan IPB.

Sebagai pemerhati pendidikan, kepergian seorang pendidik seperti A. Ngaloken Ginting menjadi pengingat bahwa pendidikan sejati bukan sekadar transfer ilmu, melainkan pewarisan nilai dan jiwa kemanusiaan.

Beliau menunjukkan bagaimana seorang dosen dapat menjadi jembatan antara pengetahuan akademik dan pengabdian sosial — dua hal yang seharusnya tidak terpisahkan dalam misi pendidikan nasional.

Bang Ngaloken menghidupi nilai-nilai tridharma perguruan tinggi dengan tulus: mengajar, meneliti, dan mengabdi. Ia telah menanamkan semangat ekologis, spiritual, dan sosial yang harus terus dijaga oleh generasi muda Indonesia, khususnya para rimbawan dan kader mahasiswa.