Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Capai 182 Jiwa, INSPIRA Cabang Bogor Minta Kapolri Copot Kapolda Jatim
Berita Baru Bogor – Kerusuhan Suporter Arema atau Aremania meletus setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan lanjutan BRI Liga 1 antara Arema Fc dan Persebaya Surabaya di bunyikan,di stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/202).
Aremania tidak terima jika tim kesayangannya kalah terlebih oleh rival bubuyutannya, mereka melakukan protes dengan cara turun kelapangan.
Untuk meredam situasi agar tidak banyak Aremania lainnya yang turun kelapangan, pihak kepolisian mengintruksikan anggotanya untuk menembakan Gas Air Mata ke tribun, namun bukan meredam malah menimbulkan ratusan korban jiwa akibat kepanikan dari suporter dan efek dari gas air mata.
Sampai saat ini sudah terhimpun sebanyak 182 Korban Jiwa meninggal dunia dalam kejadian tersebut dan dua diantaranya dua dari pihak dari kepolisian, korban berjatuhan diperkirakan karena sesak nafas efek dari gas air mata tersebut, dan ter injak – injak karena panik dan para suporter saling berebut keluar stadion.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, mengungkapkan pihaknya menembakan gas air mata hanya diarahkan ke massa yang berupaya masuk kelapangan untuk pencegahan, tetapi kepanikan terjadi di tribun para suporter berlarian dan berdesakan di pintu keluar tribun karena pedihnya gas air mata.
“Itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan, supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan, ataupun mengejar para pemain dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata karena menyerang petugas, sudah merusak mobil, dan akhirnya kita semprotkan gas air mata,” ungkapnya.
Ketua Inisiator Perjuangan Ide Rakyat Cabang Bogor, Hafiz Azami mengecam tindakan dari pihak keamanan baik dari Polri maupun TNI yang arogan tanpa memperhitungkan keselamatan para suporter.
“Tidak maksud membenarkan tindakan suporter, namun seharusnya pihak keamanan yang ada disitu mengamankan bukan memukul mereka dan menembakan gas air mata secara berlebihan ke tribun, itu sama saja mau membunuh secara masal,”ucam hapiz.
Hapiz mengungkapkan pihak keamanan sudah melanggar aturan dari Federasi sepak bola dunia ya itu FIFa yang tidak membolehkan membawa senjata api atau gas air mata.
“Di Sepakbola ada aturan tersendiri terlebih tentang keamanan, pihak Keamanan itu dalam aturan FIFA tidak boleh bawa senjata api maupun gas air mata, lah ini bagaimana ceritanya di stadion malah hujan gas air mata dan menyebabkan ratusan korban jiwa melayang begitu saja,”cetus Hapiz.
Dalam hal ini Hapiz mengatakan Kapolda Irjen.Pol. Nico harus tanggung jawab atas ratusan korban jiwa yang melayang, dan meminta Kapolri Listyo Sigit untuk mencopot Irjen.Pol. Nico Afinta karena tidak becus dalam mengintruksikan anggotanya untuk menangani kerusuhan yang terjadi di Malang.
“Kapolda Jawa Timur, Irjen.Pol. Nico Afinta harus bertanggung jawab terhadap ratusan korban yang meninggal, itu orang loh bukan hewan, gila saja di ruangan yang terbatas dengan kepulan gas air mata dimana logika berfikirnya dimana ? Kami menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk mencopot Kapolda Jatim,”ucapnya.