Mendagri Dukung ASN Kota Bogor Pakai Outfit Kasual Lokal, Tito: Kota Lain Bisa Mencontohkan
Berita Baru, Bogor – Terobosan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam membuat kebijakan yang cukup unik yakni mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengenakan produk lokal dengan tampilan kekinian mendapat sanjungan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Bahkan kebijakan itu dituangkan pada Peraturan Wali Kota Nomor 30 Tahun 2022 tentang pakaian ASN. Dimana setiap hari Selasa, seluruh ASN di Kota Bogor bisa tampil kasual dengan outfit dari produk-produk industri kreatif buatan dalam negeri alias Brand Lokal.
Menurut Tito, kebijakan yang diterapkan Pemkot Bogor tersebut dapat menggairahkan para pelaku usaha dibidang fesyen. Dengan harapan dapat membangkitkan sektor ekonomi kreatif masyarakat setelah dihantam pandemi Covid-19.
Semua pihak, sambung dia, perlu mendorong produksi dalam negeri dan menggunakan produk lokal agar menjadi raja di negeri sendiri.
“Saya ngobrol dengan Kang Bima. Katanya beliau mau bikin (peraturan) tiga seragam lokal. Saya cerita di Bali, ada satu hari tertentu Gubernur Bali mewajibkan semua masyarakatnya menggunakan pakaian adat Bali. Beliau menyampaikan UMKM kain sarung, topi, baju bali hidup semua. Jawa Tengah saya sampaikan dua hari pakaian adat nusantara, dan pakaian adat Jateng,” ungkap Tito saat menghadiri Rakernas APEKSI di Padang, Sumatera Barat dikutip Kamis, 11/08/22.
Tito menjelaskan, Kota Bogor juga sudah membuat peraturan pakaian adat dan batik dua kali dalam seminggu. Namun, ditambah satu hari lagi untuk menggairahkan industri kreatif anak muda atau distro.
“Satu hari bagi kasual. Hanya katanya terbentur peraturan Mendagri. Saya bilang ajukan ke saya, saya tanda tangan untuk mengubah kalau itu untuk kepentingan yang baik. Kita tahu spiritnya bapak Presiden adalah produksi dalam negeri. Aturan bisa diatur, bisa diubah sepanjang untuk kepentingan spirit produksi dalam negeri,” jelasnya.
Mantan Kapolri itu mendorong kepada para kepala daerah untuk melakukan sejumlah inovasi kebijakan serupa, agar fleksibel dan tak monoton. Ia juga berharap agar Wali Kota lain mencontoh.
Dia menilai, jika produksi dalam negeri terus ditingkatkan maka bisa menjadi keuntungan buat bangsa Indonesia.
“Yang untung kita, biar putaran uangnya ada di kita sendiri. Setelah itu kita jadi pemain ekspor ke luar. Jangan kita menjadi sasaran market produk asing. Mereka yang menikmati, mereka yang punya lapangan kerja. Kita hanya sebagai pembeli,” paparnya.
Untuk itu, harus bekerja bersama-sama untuk mendorong produksi-produksi dalam negeri. Termasuk menggairahkan UMKM lokal yang kualitasnya tak kalah bagus dan bisa bersaing.
“Penggunaan produksi dalam negeri agar kita menjadi raja di negeri sendiri, market yang besar ini harus kita kuasai, tidak bisa lagi dengan cara diimbau-imbau. Harus ada langkah-langkah yang konkret,” pungkasnya.
Bima Arya menyebut, diterapkan kebijakan tersebut sangat disambut baik oleh pelaku usaha industri kreatif distro. Dengan adanya kebijakan yang pro terhadap industri kreatif lokal ini, maka akan mampu menghasilkan perputaran uang yang luar biasa sehingga mampu menjadi angin segar pasca pandemi.
Bima juga ingin langkah yang baik bagi recovery economic ini, bisa didorong menjadi kebijakan yang lebih besar lagi agar berdampak luar biasa.
“ASN harus jadi kekuatan yang paling depan untuk membangkitkan kebanggan lokal. Kita mulai di Kota Bogor. Tapi nanti dorong juga di APEKSI. Ada 98 kota di APEKSI, ada 4 juta ASN di seluruh Indonesia, kalau ada kebijakan serentak seperti ini dahsyat untuk kebangkitan UMKM,” tutupnya.