Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ngabuburit bermain kuluwung
Salah Seorang warga tengah meledakan kuluwung disaat ngabuburit (Dok. rul/Berita Baru Jabar)

Ngabuburit di Tanjungsari Bogor dengan Bermain Kuluwung



Berita Baru, Bogor – Ngabuburit merupakan kegiatan untuk menunggu jam berbuka puasa, berbagai macam kegiatan dilakukan warga masyarakat untuk ngabuburit, ada yang mendengarkan kultum, jalan – jalan ke tempat keramaian, ada pula yang wisata kuliner untuk bekal berbuka puasa. namun ada juga yang ngabuburit dengan cara unik salah satunya dengan bermain kuluwung atau meriam karbit.

Warga di Kp Serena Tonggoh Desa Sirnarasa Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor, mengisi waktu ngabuburit dengan bermain meriam karbit di pematang sawah masyarakat sekitar akrabnya dengan sebutan kuluwung . suara – suara menggelegar yang dihasilkan dari ledakan karbit bagaikan suara meriam, Selasa (2/4/2023).

Meriam Karbit sendiri di buat dari pohon aren yang dikosongkan tengahnya sehingga menghasilkan ruang lalu diikat rapat sampai tidak ada rongga udara bekas belahannya, setelah itu di isi dengan karbit yang diisi air dan menunggu beberapa menit untuk bisa dinyalakan dan menghasilkan suara ledakan.

Irwan Sarwani selaku warga setempat mengatakan, kuluwung atau meriam karbit merupakan permainan turun temurun sudah ada sejak dahulu di desanya, ada yang dari bambu, botol air mineral, pohon aren sampai yang dibuat dari drum.

“Kalo kuluwung sih disini dari dulu, waktu saya kecil sudah ada kalau saya kecil sering buat dari botol air mineral, atau bambu nah untuk acara ngabuburit gini membuatnya yang lebih besar dari pohon aren, ada juga yang lebih besar dari drum itu biasanya dibuat untuk festival,”ucap Irwan.

Irwan mengungkapkan meriam karbit sendiri biasanya dijadikan ajang festival tahunan, sesudah lebaran atau di tahun baru yang disebut ngadu kuluwung. Ngadu Kuluwung sendiri melibatkan dua desa atau dua kampung dan saling berbalas bunyian ledakan dari kuluwung tersebut.

“Kuluwung biasanya dijadikan ajang festival, yang disebut ngadu kuluwung antar kampung atau antar desa bisa seminggu bahkan lebih,”ungkapnya.

Namun beberapa tahun belakangan ini Festival ngadu kuluwung belum digelar lagi Irwan berharap tradisi tersebut jangan sampai punah karena merupakan hiburan rakyat untuk mengisi waktu libur.

“Harapan saya sih jangan sampai punah ya, soalnya selain tradisi turun temurun, dan juga hiburan bagi rakyat untuk mengisi kekosongan di saat liburan,”ujar Irwan.