Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Denasti Wisata Tanah Lot Bali (Dok. Rul/Berita Baru Jabar)
Denasti Wisata Tanah Lot Bali (Dok. Rul/Berita Baru Jabar)

Sejarah Tanah Lot, Salah Satu Peradaban Penyebaran Hindu di Bali



Berita Baru, Wisata – Siapa yang tidak mengenal Bali, yang menjadi salah satu denasti wisata populer di dunia, tidak hanya keindahan alamnya Pulau Dewata ini juga menawarkan segala arsitektur serta keunikan budayanya.

Keindahan arsitektur di Bali salah satunya pura Tanah Lot yang berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Bali, di tempat ini juga terdapat keindahan alam yang memukau karena lokasinya di pesisir pantai dipenuhi bebatuan karang.

Pura Tanah Lot sendiri berada di atas bebatuan karang yang berada dekat garis pantai, dengan keunikan tersebut menjadi daya tarik utama wisatawan saat berkunjung ke Bali,

Berita Baru Jabar kali ini akan membahas sejarah legenda Tanah Lot, berdasarkan yang diceritakan oleh tour guide kita yaitu Ni Wayan Mbo Yani, saat menemani berkeliling Bali.

Tanah Lot sendiri dalam Rontal Dwijendra Tatwa berasal dari kata tanah lod yang mempunyai arti tanah di sagara lod atau tanah di sagara kidul (tanah di laut Selatan).

Salah satu legenda mengisahkan pada abad ke -15 Bhagawan Dang Hyang Nirartha yang biasa dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari Pulau Jawa ke Pulau Bali.

Di Pulau Bali sendiri pada saat itu Raja Dalem Waturenggong tengah berkuasa,Dang Hyang Nirartha disambut dengan baik di Pulau Dewata tersebut, sehingga dalam menjalankan misinya menyebarkan agama Hindunya terbilang sukses.

Dikisahkan dalam legenda Tanah Lot berawal dari Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra memindahkan batu karang yang dijadikan tempat bermeditasinya ke tengah pantai dengan memakai kekuatan spritual.

Karena Batu tersebut telah dipindahkan dan berada di tengah pantai maka batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang mempunyai arti batu karang di tengah lautan.

Dengan kejadian tersebut Dang Hyang Dwijendra diakui kesaktianya oleh Bendesa Beraban Sakti, dan menjadikan ia dan penduduk setempat memeluk agama Hindu serta menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha.

Sebelum meninggalkan Desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman.

Keris tersebut di simpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk sangat meningkat pesat, dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup dengan saling menghormati.

Itulah sejarah singkat Tanah Lot yang menjadi tempat favorit wisatawan saat berkunjung ke Bali, di tempat tersebut menjadi area Sunset yang ideal maka tidak heran Tanah lot sangat ramai dikunjungi ketika sore hari menjelang petang.