Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

berita baru bogor// komunitas kutub ilmu

Diskusi Komunitas Kutub Ilmu: Menggali Dampak FOMO terhadap Kesehatan Mental



Berita Baru , Bogor –Komunitas Kutub Ilmu telah berhasil menyelenggarakan diskusi dengan tema ‘Dampak FOMO bagi Kesehatan Mental’ pada akun instagramnya, Minggu (05/05/24).

Menggali isu hangat di kalangan gen-z merupakan topik yang sangat relevan pada saat ini. Maka dari itu, penonton dibuat penasaran dan mencari tahu terkait fomo ini. Diskusi sore hari ini dihadiri oleh mahasiswi jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Risda Melni. Dan dimoderatori oleh Nazwa Nareshwari yang menuntun jalannya diskusi.
Mengawali diskusi, Risda menerangkan alasan mengapa memilih jurusan Kesehatan Masyarakat, yang ternyata memang sudah selinier dengan jurusan yang ia ambil saat SMA. Kini, Risda merupakan peserta PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) di Aceh dengan jurusan yang sama. Ia menjelaskan arti dari fomo itu sendiri, yang merupakan singkatan dari Bahasa Inggris, fears of missing out yang berarti ketakutan tertinggal sebuah momen terbaru seperti tren, berita, gaya, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, Nazwa bertanya tentang dampak negatif dari fomo tersebut. Ia menjawab. “Banyak sekali dampak fomo baik negatif maupun positif. Dari segi kesehatan mental pun fomo berdampak kepada tumbuhnya raa insecure, mengurangi kualitas tidur dan juga penurunan produktivitas. Itu semua karena tekanan fomo yang mengharuskan seseorang memenuhi hal-hal baru tersebut agar di cap tidak tertinggal jaman. Namun, fomo pun bisa menjadi salah satu wadah untuk mengembangkan diri dan membangun personal branding.”
Risda pun menambahakan, sebagai muslim fomo ini banyak dijelaskan di Al-Quran. Seperti dalam Q.S Al-Hijr: 88 yang berarti “Jangan sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) menujukan pandanganmu (tergiur) pada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir). Jangan engkau bersedih hati atas (kesesatan) mereka dan berendahhatilah engkau terhadap orang-orang mukmin. “ ia menuturkan, bahwa fomo bisa menimbulkan iri dan dengki akan pencapaian, maupun hal-hal yang tidak bisa dicapai. Oleh sebab itu, fomo pun harus dihindari karena menyebabkan banhyak seklai penyakit hati.
Diskusi berlanjut ke pertanyaan selanjutnya terkait bagaimana mengatasi atau mencegah fomo itu sendiri. Risda menjelaskan, “banyak sekali hal-hal yang kita paksakan untuk memenuhi tren-tren tersebut, untuk mengatasinya, lebih ke pengkontrolan diri, kita harus paham apa yang mampu dan bis akita miliki, dan menggunakan hal-hal itu sebaik-baiknya untuk ke arah yang lebih baik dan mengembangkan diri kita. Bukan hanaya untuk sekadar memenuhi gaya dan ekspetasi orang lain”.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, Risda dan Nazwa pun bertukar cerita, keluh kesah dan pengalaman dalam menghadapi fomo tersebut. Antusiasme para penonton pun patut diapresiasi, mereka aktif bertanya dan setju bahwa hal ke-fomo-an ini adalah isu yang sangat relate dan selalu terjadi di sekitar mereka, terutama para penggunaaktif media sosial.
Zaki romdon selaku founder kutub ilmu menanggapi dalam diskusi ini dampak FOMO terhadap kesehatan mental. Ini adalah langkah penting dalam memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat unggkap zaki.
Setelah diskusi mendalam, Nazwa selaku moderator meyimpulkan bebera[a hal penting dalam diskusi terkait dampak fomo bagi kesehatan mental:
1. Jangan berlebihan akan tren atau hal-hal yang bisa berdampak negative, tapi carilah kebaikannya dan jadikan itu wadah untuk mengembangkan diri.
2. Media sosial merupakan tempat paling berbahaya jika kita tidak bia memanfaatkannya dengan baik.
3. Kesehatan mental harus sama-sama dijaga seperti kesehatan jiwa dengan menghindari hal-hal yang berpotensi merusak.