Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Beritabaru/Komonitas kutub ilmu Bedah buku filosofi teras

Komunitas Kutub Ilmu Bedah Buku ‘Filosofi Teras’ Karya Henry Manapiring: Mengendalikan Hidup melalui Filsafat Stoikisme



Berita Baru, Bogor-Komunitas Kutub Ilmu menyelenggarakan bedah buku ‘Filosofi Teras’ karya Henry Manapiring yang disiarkan langsung pada akun instagramnya, Selasa (19/04/2024).

Berbagai pemikiran filosofi didiskusikan dan dieksplorasi. Tidak tanggung-tanggung, para penonton diajak untuk memahami esensi dari karya terbaru yang tengah menjadi pembicaraan hangat.

Dalam bedah buku ini, hadir untuk mengurai filosofi Stoikisme yang merupakan inti dari karya Manapiring, yaitu M. Fahrul Rozi menjadi narasumber utama, dimoderatori oleh Zaki Romdon sebagai founder Komunitas Kutub Ilmu yang menggiring diskusi ke arah yang lebih dalam.

Filosofi Stoikisme, sebuah aliran yang berasal dari Yunani Kuno, telah menjadi perhatian banyak pemikir modern, karena pesan-pesan universalnya tentang bagaimana menghadapi kehidupan.

Sebagai tema utama, Henry Manapiring dalam isinya menghadirkan serangkaian gagasan yang merangsang pikiran, terutama dalam konteks bagaimana manusia bisa mengendalikan diri sendiri dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Fahrul Rozi memulai diskusi dengan merangkum esensi bahwa ‘Filosofi Teras’ membawa manusia pada perjalanan introspeksi diri.

“ini bukan hanya sekadar buku filsafat, tapi lebih dari itu, ini adalah panduan bagi kita untuk memahami dan mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakan kita dalam menjalani kehidupan”, ujarnya.

Stoikisme, lanjut Fahrul, mengajarkan konsep ‘Ataraxia’, suatu keadaan ketenangan batin yang dihasilkan dari kesadaran akan keterbatasan diri dan penerimaan akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup.

Sejatinya adalah tentang bagaimana kita bisa hidup dalam harmoni dengan alam semesta, tanpa terjebak dalam gelombang emosi yang tak terkendali.

Selama sesi tersebut, Zaki Romdon mengarahkan perbincangan ke arah pentingnya literasi filosofis dalam masyarakat. Banyak dari manusia mungkin tidak menyadari betapa pentingnya literasi filosofi dalam membentuk cara pandang dan sikap hidup.

“Karya seperti ‘Filosofi Teras’ memberikan kontribusi besar dalam memperluas pemahaman kita tentang dunia dan diri sendiri”, ungkapnya.

Diskusi pun terus berlanjut ke arah pemahaman tentang bagaimana konsep Stoikisme bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Fahrul Rozi menekankan pentingnya praktik, bukan hanya pemahaman konseptual.

Stoikisme tidak hanya sebatas teori, tapi lebih kepada praktik hidup sehari-hari. Bagaimana kita merespons ketika dihadapkan pada kesulitan, bagaimana kita berhubungan dengan orang lain, semuanya adalah bagian dari latihan praktis Stoikisme.

Zaki Romdon juga menyoroti makna dari ringkasan buku ‘Filosofi Teras’. Menurutnya, buku ini tidak hanya sekedar merangkum ide-ide besar tentang Stoikisme, tapi juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana mengimplementasikan filsafat tersebut dalam kehidupan.

“Ini seperti memiliki seorang mentor pribadi yang membimbing kita melalui perjalanan menuju kedamaian batin”, ungkap Zaki yang juga merupakan Mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Dalam menjawab pertanyaan dari penonton, Fahrul menegaskan bahwa filsafat bukanlah sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Filsafat ada untuk membantu kita menjalani hidup dengan lebih baik, dengan memberikan kita alat untuk menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

‘Filosofi Teras’ adalah salah satu sumber yang bernilai untuk memahami dan mengaplikasikan filsafat dalam kehidupan kita.

Sesi berlangsung selama satu jam penuh dengan meninggalkan kesan yang mendalam bagi para penonton. Semangat untuk memahami dan mengaplikasikan filsafat dalam kehidupan sehari-hari terasa begitu kuat.

Hafiz Azami, Salah satu penanggap dalam diskusi tersebut memberikan pendapatnya, bahwa ‘Filosofi Teras’ sebuah panduan praktis untuk menjalani hidup dengan bijaksana dan damai, sesuai dengan ajaran Stoikisme yang diperjuangkan oleh Henry Manapiring.

“Dengan demikian, para penonton tidak hanya diberi pemahaman yang lebih dalam tentang filsafat Stoikisme, tetapi juga mendapatkan pandangan yang praktis untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari”, Tutup Hafiz.

Semangat untuk terus belajar dan berkembang dalam pemahaman filosofis merupakan langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju kedewasaan pikiran dan ketenangan batin.

Setelah diskusi yang mendalam, Fahrul merangkum beberapa poin yang patut untuk diingat:

1. *Pentingnya Introspeksi Diri:* Stoikisme mengajarkan kita untuk memahami diri sendiri secara mendalam dan mengendalikan emosi serta tindakan kita dengan bijaksana.

2. *Konsep Ataraxia:* Keadaan ketenangan batin dapat dicapai melalui kesadaran akan keterbatasan diri dan penerimaan terhadap segala yang terjadi dalam hidup.

3. *Praktik Sehari-hari:* Filsafat bukan hanya tentang pemahaman konseptual, tetapi juga tentang praktik dalam kehidupan sehari-hari untuk merespons tantangan dan kesulitan.

4. *Makna Ringkasan Buku:* “Filosofi Teras” bukan sekadar rangkuman ide-ide besar tentang Stoikisme, tetapi juga panduan praktis untuk mengimplementasikan filsafat dalam kehidupan sehari-hari.

5. *Pentingnya Literasi Filosofis:* Memahami filsafat dapat membentuk cara pandang dan sikap hidup kita, sehingga literasi filosofis menjadi kunci untuk pertumbuhan pribadi yang lebih baik.