Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lolly Suhenty (Koordinator Bidang Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI) Dok. Berita Baru Jabar/Rul
Lolly Suhenty (Koordinator Bidang Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI) Dok. Berita Baru Jabar/Rul

Jawa Barat Masuk Salah Satu Daerah Tertinggi Rawan Pemilu di Media Sosial



Berita Baru, Politik – Peran media sosial dalam pemilu 2024 sangat berpengaruh, hal tersebut membuat Badan Pengawasan Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) memetakan tingkat kerawanan pemilu dan pemilihan serentak tahun depan.

Demi menanggulangi kerawanan pemilu di media sosial, Bawaslu RI melaunchingkan pemetaan kerawanan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilu Serentak 2024, di Hotel Swiss-Belcourt Bogor Cibadak, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Koordinator Bidang Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengungkapkan pemetaan kerawanan pemilu di media sosial dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Pemilu 2024.

“Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, banyak sekali permasalahan yang terjadi. Seperti hoaks, ujaran kebencian, politik SARA yang berpotensi memecah belah bangsa. Makanya, hal ini perlu diantisipasi agar hal buruk yang terjadi di 2019 tidak terulang di 2024,” katanya, Selasa (31/10/2023).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya merumuskan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP). dengan menyusun pola dan metode pencegahan dengan mengidentifikasi dan memetakan kerawanan serta pelanggaran pemilu melalui data-data yang dihimpun dan indikator-indikator yang menjadi ukuran kerawanan.

“Terlebih saat ini sangat banyak hoax, ujaran kebencian, politisasi SARA di media sosial, seperti Whatsapp, Facebook dan Twitter, sehingga hal ini perlu kami petakan dan awasi,” ujarnya.’

DKI Jakarta menjadi tingkat kerawanan tertinggi kampanye di media sosial dengan 75,00 persen, tertinggi diantara provinsi lainya.

“Di posisi kedua ada Maluku Utara dengan 36,11 persen, Bangka Belitung 34,03 persen, Jawa

Barat 11,11 persen, Kalimantan Selatan 0,69 persen dan Gorontalo dengan 0,69 persen,” ucapnya.

Berdasarkan data yang ada padanya, 20 persen kerawanan pemilu di tingkat provinsi ada pada kampanye bermuatan SARA, 30 hoaks dan 50 persen kampanye bermuatan ujaran kebencian.

“Kalau di level kotanya, 27 persen bermuatan SARA, 40 persen hoaks dan 33 persen bermuatan ujaran kebencian. Itu semua terjadi di media sosial yah,” katanya.

Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengimbau kepada semua pihak agar bersama-sama perangi politik di media sosial yang bermuatan hoaks, ujaran kebencian dan SARA.

“Mari bersama menjaga Pemilu 2024 agar berjalan aman dan damai. Saya berharap Pemilu 2024 lebih baik daripada Pemilu 2019 lalu,” tutupnya.