Diskusi Islam : Ramadhan Telah Usai, Sedih atau Bahagia?
Berita Baru, Bogor – Rabu, 10 April 2024 bertepatan dengan hari raya idul Fitri 1445 H Kutub ilmu Menyajikan Berbagai Perspektif
Di sebuah forum diskusi Islam yang digelar secara daring, Ustad Ali Yusuf (Ceng Yusuf) dan Muhamad Fachrul Rozzy memberikan pandangan untuk menggali perasaan terkait akhirnya bulan suci Ramadhan, dengan tema “Ramadhan Telah Usai : Sedih atau Bahagia?.
Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa di bandingkan bulan yang lainnya. Karena, ramadhan merupakan sayyidusysyuhuur atau rajanya bulan bulan. Dalam hal itu mengutip dari kalau ulama dalam kitab Durratunnaasihiin “Ramadhan terbagi 3 bagian, yaitu: Bagian pertama merupakan Rahmat atau kasih sayang Allah terhadap hambanya di mulai dari hari 1-10. Keduanya Magfirah dimana Allah SWT mengampuni dosa-dosa hambanya sebab ibadah dan keberkahan bulan ramadhan di hitung dari tanggal 11-20 ramadhan. Terakhir, Pembebasan dari api neraka terhitung hari ke 21-30”. Sangat istimewa keberkahan bulan ramadhan ini sampai sedih dan bahagia senantiasa menyelimuti umat islam.
Sebagian narasumber Ceng ali menyatakan perasaan sedih karena kepergian Ramadhan berarti meninggalkan suasana spiritual yang mendalam. “Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang memperkuat iman dan kebersamaan dengan Allah,” ujar narasumber.
Namun, tidak sedikit pula yang merasa bahagia menyambut akhirnya bulan suci ini. Mereka melihat kebahagiaan dalam prestasi yang telah diraih selama Ramadhan, baik dalam hal ibadah maupun peningkatan diri secara spiritual. “Saya merasa sangat bahagia bisa meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah selama Ramadhan. Ini adalah pencapaian yang patut disyukuri,” ungkapnya lagi.
Di akhir kesimpulan Muhamad Fachrul Rozzy selaku moderator menambahkan “Di momen yang bahagia ini tentunya di rasakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Kembali ke fitrah merupakan harapan yang selalu di panjatkan ketika hari raya.
Manusia berusaha mempertahankan kebiasaan yang telah di lakukan selama bulan ramadhan. Memang hari raya idul Fitri pada hakikatnya bukan pakain yang baru, bagus dan indah menjadi hal utama. Tetapi, bagaimana ketaatan yang sudah di lakukan senantiasa di pertahankan agar menjadi kebiasaan sehingga termasuk golongan orang yang bertakwa kepada Allah SWT”.
Diskusi ini menjadi ajang yang memperkaya wawasan tentang bagaimana masyarakat menghadapi perasaan setelah Ramadhan. Meskipun pendapat bervariasi, satu hal yang dapat disepakati adalah pentingnya menghargai momen-momen spiritual dan mengambil hikmah dari pengalaman yang telah dilalui.